Minggu, 11 September 2011

STAND UP COMEDY INDONESIA


Oleh Ixora Tri Devi
Siapa yang tidak kenal dengan aktor kawakan Robin Williams, pria 60 tahun yang menyabet piala Oscar sebagai Best Supporting Actor lewat film Good Will Hunting (1997) ini selalu berhasil mengaduk emosi penontonnya melalui berbagai jenis film yang pernah dia perankan.
Pria yang pernah memainkan peran sebagai Popeye, Peter Pan, Theodore Roosevelt sampai ke Mrs. Doubtfire ini selain seorang aktor juga adalah stand up comedian ternama.
Apa itu stand up comedy? Stand up comedy adalah salah satu bentuk pertunjukkan komedi, biasanya sang performer akan tampil langsung di depan khalayak dan berusaha menghibur mereka dengan menceritakan hal lucu dari berbagai perspektif. Bagi yang penasaran, contoh stand up comedy dapatdisaksikan pada film Tom Hanks yang berjudul Puchline (1988) atau di film Albert Brooks, Looking for Comedy in The Muslim World (2005).
Stand up comedy memang sudah menjadi hal yang lumrah di Hollywood. Di dalam negeri sendiri, stand up comedy kembali ‘seksi’ untuk dibicarakan. Berkat kumpulan anak muda yang berinisiasi untuk menghidupkan kembali stand up comedy di Indonesia.
Hal ini bermula dari audisi yang dilakukan salah satu televisi swasta yang mengadaptasi program saluran NBC Amerika Serikat, The Last Comic Standing, reality show yang mencari bakat di bidang stand up comedy.
Salah satu orang yang mengikuti audisi tersebut adalah Ernest Prakasa, 29. Dia mengaku sudah lama memiliki minat terhadap stand up comedy, sayangnya di Indonesia tidak ada wadah untuk menyalurkan minatnya di bidang ini.
Semenjak mengikuti audisi yang diselenggarakan televisi swasta tanah air tersebut, Ernest mengetahui jumlah peminat stand up comedy di Indonesia cukup banyak.
“ Berangkat dari sana, kami mencoba membuat event, ternyata ramai. Awalnya kita bikin di Jakarta, ketika bikin di Bandung pun ternyata ramai,” ujarnya ketika ditemui bisnis-jabar.com di perlehatan kedua StandUpIndo di Bandung Food Festival, Sabtu (10/9).
StandUpIndo adalah komunitas pecinta stand up comedy yang berdiri tanggal 13 Juli 2011. Pendirian komunitas ini ditandai dengan pembentukan akun Twitter @StandUpIndo. “Belum sampai dua bulan, followers Twitter @StandUpIndo sudah mencapai angka 13.000, dan setiap kita bikin event seperti bisa dilihat sendiri, selalu ramai banget,” ujarnya.
Diperkirakan sekitar 900 orang datang dan memenuhi areal Bandung Food Festival untuk melihat kebolehan 15 stand up comedian malam itu. Dari 15 comedian yang hadir beberapa nama besar juga ikut meramaikan, sebut saja Isman H.S penulis buku essai Bertanya Atau Mati! Dan Pandji Pragiwicaksono, presenter sekaligus penyanyi rap tanah air.
“Kalau di Bandung kita masih gratis, kalau di Jakarta kita sudah dua kali bikin event yang berbayar. Event terakhir tanggal 24 Agustus di sebuah kafe di Jakarta dengan HTM Rp 50.000, paling tidak ada 900 orang memenuhi area kafe,” jelas pria yang sempat bekerja di salah satu perusahaan rekaman ini.
Untuk menyaring bakat stand up comedian, StandUpIndo rutin mengadakan acara ‘open mic’.
“Di Jakarta kita rutin mengadakan weekly ‘open mic’, jadi setiap minggu di dalam satu kafe kita membebaskan semua orang yang mau mencoba kebolehannya menjadi stand up comedian. Dari situ muncullah orang-orang yang kita nilai ‘oh ini bisa nih!’. Kami lalu buatkan databasenya dan ketika ada event seperti ini kita ajak mereka untuk ikut meramaikan,” terangnya.
Dia melanjutnya mulai minggu ini di Bandung juga akan diadakan ‘open mic’ bertempat di Bober Cafe setiap hari Kamis yang diadakan oleh StandUpIndo Bandung.
Sampai saat ini StandUpIndo telah mengadakan lima kali pagelaran stand up comedy, tiga kali di Jakarta dan dua kali di Bandung. Di akhir pekan ini, untuk pertama kalinya StandUpIndo akan menggelar pertunjukan di Bogor.
Lebih jauh, Ernest mengungkapkan, karena pelaku stand up comedy yang saat ini tergabung dalam StandUpIndo masih baru, aliran stand up comedy yang sudah digariskan seperti di Amerika Serikat belum bisa diaplikasikan di tanah air.
“Kalau di sana kan ada yang sarkas, ada yang ironi, ada juga yang straight forward. Kalau saya dan teman-teman di sini lebih senang mengangkat lelucon dari pengalaman sehari-hari. ‘Kenapa sih ini tuh harus begini, kenapa tidak begitu,’” kisahnya.
Melihat antusiasme masyarakat, terutama dari kalangan pemuda, Ernest berharap kelak stand up comedy bisa menjadi industri, dengan tersedianya artis dan pasar.
“Semoga nantinya ketika ada event orang juga akan mengundang stand up comedy. Sekarang kan belum menjadi hal yang lumrah. Kalau industrinya sudah jadi, orang bisa mengundang bukan hanya band, melainkan juga stand up comedian untuk hadir mengisi acara,” tuturnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar